Home Change Wujudkan Petarung follow |
Blokir Blackberry, eh? Ini isu yang sedang hangat-hangatnya terjadi di Indonesia tercinta. Negara pengguna Blackberry terbesar ke 3 di dunia. Satu Indonesia gempar, Twitter dan Facebook isinya hanya 'pisuhan' dari pengguna layanan Blackberry, sedangkan media massa sibuk menanyangkan debat pro kontra mengenai alasan pemblokiran gadget satu ini. Ah, saya salut pada Pak Menkominfo, Pak Tifatul Sembiring yang sangat pandai menjadi 'headline maker' dan tidak pernah merasa tidak nyaman dengannya. Namun pertanyaan saya--sebagai seorang pengguna Blackberry yang merasa kecewa--hanya 'kenapa baru sekarang'? Saya mengerti niat baik yang dimaksudkan oleh bapak mentri, juga mengerti bahwa Blackberry selama ini dianak emaskan. Ya, ketika semua jaringan lain akses terhadap pornografinya diblok, Blackberry tetap dibiarkan 'menyebarkan jaringnya' tanpa adanya proses editorial konteks pornografi di dalamnya. Ya, saya juga menyalahkan RIM yang terlalu sombong. Saya yang nilai pengantar ekonominya jeblok saja tahu bahwa demand berbanding lurus dengan supply, masa perusahaan sebesar itu tidak tahu? Ya, Saya bangga dengan sikap tegas pemerintah yang memaksa RIM untuk mengikuti konstitusi dan undang-undang yang ada di Indonesia. Ya, ya, ya, tapi kenapa blokirnya baru sekarang? Setelah Indonesia menjadi negara pengguna Blackberry terbesar ke 3 di Dunia? Undang-undang anti pornografi di sahkan pada tanggal 30 Oktober 2008 sedangkan Blackberry marak di Indonesia sekitar akhir 2009. Dimulai dari penjualan gelap yang masuk lewat Batam dan Malaysia sampai akhirnya banyak provider lokal yang mengadakan paket BIS dan menjadi distributor Blackberry resmi di Indonesia. Tentunya sebelum Blackberry membanjiri pasar ibu pertiwi, pemerintah sudah harus aware dengan konten yang terdapat di dalamnya. Seharusnya pemerintah juga meperdebatkan baik dan buruknya sebelum Blackberry menjadi sebuah gadget yang paling dicari di Indonesia, sebelum Blackberry beralih fungsi menjadi penunjuk status sosial di Indonesia, sebelum Blackberry menjadi alat 'gaul' remaja masa sekarang! Well, bukannya saya mengamini dan menyetujui gaya gaul remaja sekarang (sebenarnya kalau dilihat dari umur, saya masih bisa dibilang 'remaja' :|). Saya hanya merasa pemerintah kita ini semacam latah melihat negara timur tengah ikut memblokir Blackberry. Sigh. Saya tahu bahwa dalam setiap keputusan harus ada yang dikorbankan. Saya juga tidak menutup mata akan pencapaian menkonminfo lainnya, tetapi saya menganggap bahwa perlu dilakukan sebuah tindakan yang lebih bijaksana daripada penutupan layanan Blackberry pada tanggal 17 nanti. Sebuah keputusan yang tidak kembali mengorbankan rakyat. Distributor, provider, pengguna.... Seperti layaknya sebuah kue, kalau kurang fla tentu kurang enak. BB tanpa kemampuan membuka browser tentunya tidak mengenakkan pula. Tapi seperti kata Prakash Singh. “The administration has done nothing and when we are protesting, the police are beating us.” Lol. #kabur Labels: blackberry, stupid |
About
hi.feel free to enjoy belladorra. feedbacks always welcome. Archive
Affiliates
|